I. Permasalahan
Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh kembang pada usia dini. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancytoddlerhood di usia 0-3 tahun, early childhood usia 3-6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun). Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan tersendiri.
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh. Demikian pula perkembangan motorik, perkembangan ini tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual anak.
Perkembangan motorik sangat penting karena dengan menguasainya anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Selain itu, perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebaya bahkan dia akan terkucilkan. Selain itu, Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak. Mengingat pentingnya penkembangan motorik ini, kami melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana perkembangan motorik anak usia 3-5 tahun.

II. Dasar Teori
A. Pengertian
Usia 0-6 tahun merupakan masa keemasan (the golden age) bagi seorang anak dimana perkembangan dan pertumbuhan anak dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kehidupan pada usia tersebut. Masa ini akan memberikan kontribusi besar pada perkembangan selanjutnya. Salah satu yang sangat penting untuk diperhatikan adalah sejauh mana anak dalam menguasai keterampilan motorik. Hal ini disebabkan karena penguasaan keterampilan motorik di masa anak-anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya. Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak.

B. Jenis Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Motorik kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Keterampilan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga.
Sekitar usia 3 tahun anak sudah dapat berjalan secara otomatis, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat berjalan tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Kesukaran yang ada pada belajar berjalan berhubungan dengan kekuatan badannya, yaitu untuk dapat menyandarkan seluruh berat badannya pada satu kaki. Bila anak sudah dapat berjalan maka ia akan mencoba untuk berjalan dengan berbagai variasi, misalnya berjalan mundur (± sekitar 17 bulan) dan berjalan di atas tumit (± sekitar 30 bulan). Sekitar bulan ke 18 anak mencoba untuk lari, tetapi gayanya masih menyerupai gaya berjalan.
Pada usia 2 atau 3 tahun anak betul-betul dapat berlari, tetapi ia belum mampu untuk berhenti dengan cepat atau untuk membalik. Pada usia 4 sampai 5 tahun anak sudah dapat lari, berhenti dan berputar membalik. Sesudah dapat berjalan dengan baik, anak juga belajar untuk berjalan memanjat dan menuruni tangga. Memanjat tangga berlangsung dengan setiap kali menapakkan sebelah kakinya ke muka dan menarik kaki yang satunya disamping. Sekitar 2 atau 3 tahun anak juga belajar meloncat-loncat, berjingkat-jingkat, dan berbagai variasi jalan. Sekitar 29 bulan anak dapat berdiri di atas sebelah kaki. Anak usia 3 tahun masih mempunyai kesukaran untuk menangkap bola atau untuk memukul bola dengan tongkat (Monks, 2004).
2. Motorik halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002).
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Walaupun mereka telah mampu untuk memegang benda-benda berukuran kecil di antara ibu jari dan jari telunjuk, tetapi mereka masih agak kikuk. Mereka dapat secara mengejutkan membangun menara tinggi yang terbuat dari balok, setiap balok disusun secara hati-hati walau seringkali tidak berada pada satu garis yang benar-benar lurus.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak bersama di bawah komando yang lebih baik dari mata (Santrock, 1995).

C. Prinsip Perkembangan Motorik
Menurut Hurlock (2001) terdapat lima prinsip perkembangan, yaitu:
1. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf.
2. Belajar ketrampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.
3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.
4. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik.
5. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik.

Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & Whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (dalam Petterson, 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan ia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.

D. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan motorik
Hurlock (2001) menyatakan beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak, antara lain:
1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempengaruhi laju perkembangan.
2. Awal kehidupan pascalahir tidak ada hambatan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak.
3. Kondisi pra lahir yang menyenangkan (gizi makanan sang ibu) lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pascalahir.
4. Kelahiran yang sukar, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik.
5. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
6. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan persiapan berkembangnya kemampuan motorik.
7. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik.
8. Cacat fisik, seperti buta akan memperlambat perkembangan motorik.
9. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang karena perbedaan bawaan.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari keterampilan motorik
Beberapa hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik menurut Hurlock (2001), meliputi:
1. Kesiapan belajar
2. Kesempatan belajar
3. Kesempatan berpraktek
4. Model yang baik
5. Bimbingan
6. Motivasi
7. Setiap keterampilan motorik harus dipelajari secar individu
8. Keterampilan sebaiknya dipelajari satu persatu.

Masa kecil sering disebut sebagai “saat ideal” untuk mempelajari keterampilan motorik karena beberapa alasan, antara lain:
1. Tubuh anak lentur dibanding tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran.
2. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya maka bagi anak mempelajari keterampilan yang baru lebih mudah.
3. Anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang telah besar.
4. Para remaja dan orang dewasa merasa bosan mengalami pengulangan tetapi tidak untuk anak, mereka malah menyenanginya.
5. Anak memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil ketimbang yang akan mereka miliki pada waktu mereka bertambah besar.

F. Fungsi Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi membantu anak dalam kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Dikarenakan tidak mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak, anak akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang penting pada sat itu. Misalnya, apabila anak merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Pada tahun 2001, Hurlock membagi fungsi keterampilan motorik menjadi 4 kategori, meliputi:
1. Keterampilan bantu diri (Self help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
2. Keterampilan bantu sosial (Social help)
Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Contoh keterampilan agar dapat memperoleh peneriman sosial antara lain membantu pekerjaan rumah atau mengerjakan pekerjaan sekolah.
3. Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatn kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, mengambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain.
4. Keterampilan sekolah
Pada tahun permulaaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis

G. Bahaya dalam Perkembangan Motorik
Bahaya-bahaya yang perlu diperhatikan dalam perkembangan motorik, antara lain:

1. Terlambatnya Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik berada di bawah norma anak. Akibatnya pada umur tertentu anak tidak menguasai tugas perkembangan yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Pengaruh perkembangan motorik yang terlambat berbahaya bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik. Alasannya karena hal itu dapat menimbulakan akibat yang tidak menguntungkan konsep diri anak sehingga sering menimbulakan masalah perilaku dan emosi antara lain karena rasa putus asa dan adanya perasaan rendah diri. Selain itu, keterlambatan perkembangan motorik berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik sehingga mengalami kerugian pada sat mereka mulai bermain dengan anak lainnya.
2. Harapan Keterampilan yang Tidak Realistik
Yaitu harapan yang lebih banyak didasarkan atas harapan dan keinginan ketimbang harapan atas potensi anak sendiri. Dalam bidang perkembangan keterampilan motorik, anak diharapkan dapat mengendalikan motorik dan mempelajari keterampilan tersebut sebelum mereka matang dan siap melakukannya. Sebagian harapan yang tidak realistis timbul dari orang tua, sebagian dari guru, dan sebagian lagi dari anak sendiri. Ketidakmampuan berbuat sesuai harapan, membuat anak merasa rendah diri dan tidak terampil sehingga peraasan ini akan merongrong kepercayaan diri dan melemahkan motivasi untuk mempelajari ketermapilan motorik yang lainnya. Selain itu, jika anak dikritik dan ditegur mereka akan kecewa dan menentang.
3. Tidak dapat Mempelajari Keterampilan Motorik yang Penting
Kegagalan mempelajari keterampilan motorik yang penting bagi diri anak atau bagi kelompok sebaya mereka, akan merugikan penyesuaian sosial dan pribadi anak.
4. Kekakuan
Dipandang sebagai kaku atau canggung hanya jika pengendalian gerakan tubuhnya berada di bawah standar ynng diharapkan bagi tingkat umurnya. Sebagian anak mungkin kelihatan kaku karena dinilai dengan standar yang tidak sesuai, misalnya anak yang berumur 2 tahun dinilai kaku bila standar penilaian yang digunakan adalah standar untuk anak usia 3 tahun. Penyebab yang paling umum adalah terlambat matang, kondisi fisik yang jelek melemahkan motivasi melakukan latihan yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan motorik, bangun tubuh tertentu mempengaruhi motivasi anak untuk memperoleh ketermapilan tanpa melakukan latihan yang cukup, IQ yang sangat rendah disertai dengan keterlambatan perkembangan motorik, IQ yang sangat tinggi yeng lebih mendorong minat intelektual dibanding perkembangan motorik, kurangnya kesempatan dan motivasi untuk mengembangkan pengendalian otot, dan ketegangan emosional yang mengganggu kondisi otot. Kekakuan pada anak mebawa dampak psikologis yang lebih besar daripada dampak fisik.
Terdapat beberapa perbedaan individu dalam kekakuan yaitu:
a. anak yang secara temporer tegang, gugup, dan terganggu emosionalnya lebih kaku ketimbang anak yang normal.
b. selama periode pertumbuhan yang cepat dapat mengganggu terbentuknya pola koordinasi motorik.
c. dalam situasi yang berbeda tingkat pengendalian motorik yang dilakukan anak juga berbeda.

III. Tujuan
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasan keterampilan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus, pada anak-anak usia 3-5 tahun.
IV. Perilaku Target
Perilaku target yang akan diobservasi dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan usia, secara rinci disajikan dalam tabel di bawah ini.
Usia Jenis Motorik Indikator Perilaku
3 tahun Motorik Kasar – Berdiri diatas satu kaki kanan selama 10 detik
– Berdiri diatas kaki kiri selama 10 detik
– Berdiri diatas kaki kanan selama 10 detik dengan tangan terlentang
– Berdiri diatas kaki kiri selama 10 detik dengan tangan terlentang
– Menaiki tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan dengan pegangan tangga
– Menuruni tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan dengan pegangan tangga
– Berlari berputar-putar tanpa kendala
– Berhenti mendadak setelah berlari zigzag secara seimbang
– Melompat ke depan dengan dua kaki sebanyak 4 kali
– Melompat kebelakang dengan dua kaki 4 kali.
– Melompat ke depan dengan kaki kanan
– Melompat ke depan dengan kaki kiri
– Gerakan menendang bola ke depan dan ke belakang
– Menangkap bola yang melambung, mendekapnya ke dada.
Motorik Halus – Membangun menara yang terdiri dari 9-10 kotak
– Memegang alat tulis
– Menjiplak garis vertical
– Menjiplak garis horizontal
– Menjiplak garis silang
– Menjiplak lingkaran
– Membalik halamana buku satu per satu
– Memegang kertas dengan satu tangan dan melipatnya
– Menggulung plastisin
4 tahun Motorik Kasar – Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
– Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit ke ibu jari sejauh 6 langkah
– Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
– Berlari sejauh 2 meter
– Lari menghindari rintangan
– Melompat ke depan 10 kali
– Melompat ke belakang 1 kali
– Melompat ke depan dengan 1 kaki kanan
– Melompat ke depan dengan 1 kaki kiri
– Melompat di atas benda setinggi 15 cm
– Berguling ke samping
– Menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kearah berlawanan secara bersamaan
– Dengan dua tangan menangkap bola yang di lemparkan dari jarak 1 meter
– Melempar bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak 1,5 meter darinya
Motorik Halus – Membangun menara setinggi 11 kotak
– Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut
– Bermain gulat jempol
– Menjiplak gambar kotak
– Menjiplak gambar segitiga
– Menjiplak gambar lingkaran
– Meniru beberapa huruf
– Membuat bentuk dari plastisin
5 tahun Motorik Kasar – Berdiri dengan kaki kanan selama 10 detik
– Berdiri dengan kaki kiri selama 10 detik
– Melompat ke belakang 2 kali berturut-turut
– Melompat 1 meter dengan salah satu kaki
– Mundur dengan berjingkat
– Naik turun tangga dengan kaki yang bergantian
– Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang
– Menangkap bola dengan mantap
Motorik Halus – Menulis nama depan
– Membangun menara setinggi 12 kotak
– Mewarnai gambar
– Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari
– Menggambar orang beserta rambut dan hidung
– Menjiplak segitiga
– Menjiplak persegi panjang
– Memotong bentu-bentuk sederhana (kotak)
– Memotong bentu-bentuk sederhana (segitiga)
– Memotong bentu-bentuk sederhana (lingkaran)
– Menulis angka
(Diadaptasi dari CRI, 1997)
Perilaku target dalam observasi ini diadaptasi dari CRI (Children’s Resources International). CRI merupakan organisasi pendidikan dan training yang bersifat non-profit. CRI mempunyai misi untuk mempromosikan praktik pendidikan yang demokratis untuk anak, keluarga anak tersebut, dan guru mereka di seluruh dunia.
CRI mengembangkan dan menerbitkan panduan praktik pendidikan dasar, modul training, kursus untuk pendidikan masa anak-anak awal, dan buku aktivitas yang inovatif untuk memfasilitasi penerapan program CRI sendiri. Tim CRI terdiri dari ahli-ahli tingkat dunia dalam bidang pendidikan, kurikulum, penelitian, training, pengembangan program, asesmen, evaluasi, dan administrasi.

V. Metode Pengamatan
Metode yang digunakan adalah O-P-M dalam setting eksperimental. O adalah perilaku Overt (subjek sadar sedang diamati walaupun subjek tidak tahu apa, kapan, bagaimana, dan tujuan yang diobservasi), P adalah partisipan dan M adalah manipulasi. Artinya bahwa observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku yang tampak dimana observer turut ambil bagian dalam kegiatan subjek yang diobservasi. Kegiatan subjek yang akan diobservasi adalah kegiatan yang direncanakan oleh observer sehingga di sini observer melakukan manipulasi terhadap kegiatan tersebut. Setting eksperimental digunakan untuk mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan observasi.
Dalam pelaksanaan observasi, beberapa anggota berperan sebagai cofederate yang mengajak subjek melakukan hal serupa yang dilakukannya. Sedangkan beberapa anggota lainnya melakukan checklist dan melakukan dokumentasi.

VI. Metode Pencatatan
Metode pencatatan yang digunakan adalah checklist notations berdasarkan event sampling. Event sampling adalah pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu. lembar cheklist juga dilengkapi kolom keterangan dengan keterangan sebagai berikut:
P : Pass (lulus)
: Menunjukkan bahwa subjek bersedia melakukan tugas yang diberikan dan dapat melakukan tugas tersebut dengan baik.
F : Failure (gagal)
: Menunjukkan bahwa subjek bersedia melakukan tugas yang diberikan tetapi tidak dapat melakukan tugas seperti yang dikriteriakan berhasil oleh observer.
R : Refusal (menolak)
: Menunjukkan bahwa subjek tidak bersedia melakukan tugas yang diberikan observer sehingga kegiatan yang dimaksud tidak dapat dilakukan.
Dalam observasi ini, subjek dikatakan berhasil melaksanakan tugas yang diberikan observer apabila subjek mampu melaksanakan tugas yang diberikan maksimal pada percobaan ketiga. Kriteria keberhasilan melaksanakan tugas yang lebih rinci disajikan pada tabel berikut:
Usia Jenis Motorik Indikator Perilaku Kriteria Keberhasilan
3 thn Motorik Kasar – Berdiri diatas satu kaki kanan selama 10 detik Cukup jelas
– Berdiri diatas kaki kiri selama 10 detik Cukup jelas
– Berdiri diatas kaki kanan selama 10 detik dengan tangan terlentang Cukup jelas
– Berdiri diatas kaki kiri selama 10 detik dengan tangan terlentang Cukup jelas
– Menaiki tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan dengan pegangan tangga Minimal 5 anak tangga
– Menuruni tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan dengan pegangan tangga Minimal 5 anak tangga
– Berlari berputar-putar tanpa kendala Minimal 3 putaran
– Berhenti mendadak setelah berlari zigzag secara seimbang Cukup jelas
– Melompat ke depan dengan dua kaki sebanyak 4 kali Cukup jelas
– Melompat kebelakang dengan dua kaki 4 kali. Cukup jelas
– Melompat ke depan dengan kaki kanan Cukup jelas
– Melompat ke depan dengan kaki kiri Cukup jelas
– Gerakan menendang bola ke depan dan ke belakang Cukup jelas
– Menangkap bola yang melambung, mendekapnya ke dada. Cukup jelas
Motorik Halus – Membangun menara yang terdiri dari 9-10 kotak Menara tidak roboh
– Memegang alat tulis Memegang dengan 3 jari
– Menjiplak garis vertical Garis cenderung lurus
– Menjiplak garis horizontal Garis cenderung lurus
– Menjiplak garis silang Garis cenderung lurus
– Menjiplak lingkaran Gambar menyarupai lingkaran
– Membalik halamana buku satu per satu Menggunakan 2 jari
– Memegang kertas dengan satu tangan dan melipatnya Cukup jelas
– Menggulung plastisin Membentuk plastisin menjadi bentuk gelang
4 thn Motorik Kasar – Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik Cukup jelas
– Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit ke ibu jari sejauh 6 langkah Cukup jelas
– Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit Minimal 3 langkah
– Berlari sejauh 2 meter Cukup jelas
– Lari menghindari rintangan Cukup jelas
– Melompat ke depan 10 kali Cukup jelas
– Melompat ke belakang 1 kali Cukup jelas
– Melompat ke depan dengan 1 kaki kanan Mendarat dengan 1 kaki
– Melompat ke depan dengan 1 kaki kiri Mendarat dengan 1 kaki
– Melompat di atas benda setinggi 15 cm Cukup jelas
– Berguling ke samping Minimal 3 kali
– Menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kearah berlawanan secara bersamaan Cukup jelas
– Dengan dua tangan menangkap bola yang di lemparkan dari jarak 1 meter Cukup jelas
– Melempar bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak 1,5 meter darinya Cukup jelas
Motorik Halus – Membangun menara setinggi 11 kotak Menara tidak roboh
– Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut Bisa menerangkan gambar yang digambarnya
– Bermain gulat jempol Bisa melawan
– Menjiplak gambar kotak Menyerupai contoh
– Menjiplak gambar segitiga Menyerupai contoh
– Menjiplak gambar lingkaran Menyerupai contoh
– Meniru beberapa huruf Menyerupai contoh
– Membuat bentuk dari plastisin Mampu menerangkan bentuk yang dibuatnya
5 thn Motorik Kasar – Berdiri dengan kaki kanan selama 10 detik Cukup jelas
– Berdiri dengan kaki kiri selama 10 detik Cukup jelas
– Melompat ke belakang 2 kali berturut-turut Mendarat dengan 2 kaki
– Melompat 1 meter dengan salah satu kaki Mendarat dengan 2 kaki
– Mundur dengan berjingkat Minimal 3 langkah
– Naik turun tangga dengan kaki yang bergantian Minimal 5 anak tangga
– Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang Cukup jelas
– Menangkap bola dengan mantap Cukup jelas
Motorik Halus – Menulis nama depan Huruf pada nama lengkap
– Membangun menara setinggi 12 kotak Menara tidak roboh
– Mewarnai gambar Warna tidak keluar garis
– Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari Cukup jelas
– Menggambar orang beserta rambut dan hidung Cukup jelas
– Menjiplak segitiga Menyerupai contoh
– Menjiplak persegi panjang Menyerupai contoh
– Memotong bentu-bentuk sederhana (kotak) Menyerupai bentuk asli
– Memotong bentu-bentuk sederhana (segitiga) Menyerupai bentuk asli
– Memotong bentu-bentuk sederhana (lingkaran) Menyerupai bentuk asli
– Menulis angka Minimal 10 angka

VII. Daftar Pustaka
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. 2001. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Monks, F. J dan Knoers, A. M. P dan Haditono, Siti R. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Santrock. 1978. Life Span Development Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Endah, 2008. —. [Online]. Diambil tanggal 23 September 2008. Diambil dari: http://209.85.175.104/search?q=cache:XOIft8MceDIJ:eello25.multiply.com/journal/item/32+checklist+perkembangan+motorik&hl=id&ct=clnk&cd=8&gl=id&client=firefox-a

—–. —–. —–. [Online]. Diambil tanggal 1 Desember 2008. diambil dari:
http://72.14.235.132/search?q=cache:csqiAmlZmVQJ:www.sourcewatch.org/index.php%3Ftitle%3DChildren%27s_Resources_International+Children+Resources+International+Inc&hl=id&ct=clnk&cd=4&gl=id&client=firefox-a